Tipe Kerja On Site Adalah

Definisi Model Kerja On-site, Remote dan Hybrid

Mungkin nama-nama model kerja tersebut masih asing bagi beberapa orang. Berikut definisi singkatnya.

Kerja on-site atau sering disebut Work from Office (WFO) adalah model kerja yang paling konvensional di mana karyawan bekerja secara langsung di kantor atau lokasi fisik perusahaan. Mereka hadir secara langsung setiap hari kerja dan berinteraksi langsung dengan rekan kerja mereka di tempat yang sama.

Kerja remote,  biasa disebut Work from Home (WFH) atau Work from Anywhere, adalah di mana karyawan bekerja sepenuhnya dari lokasi terpisah dari kantor perusahaan. Mereka dapat bekerja dari rumah, kafe, atau lokasi lain yang sesuai. Komunikasi dan kolaborasi dilakukan melalui teknologi digital.

Model kerja hybrid adalah gabungan dari on-site dan remote. Karyawan memiliki fleksibilitas untuk bekerja di kantor beberapa hari dalam seminggu dan bekerja dari jarak jauh pada hari-hari lainnya. Ini memberikan keseimbangan antara interaksi langsung dan fleksibilitas.

Kelebihan dan Kekurangan dari Setiap Model Kerja

Tentu saja semua hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tidak terkecuali model kerja ini.

Tips Memilih Model Kerja yang Sesuai

Sebelum memulai perjalanan kariermu, pertimbangkan dengan cermat model kerja yang akan kamu pilih. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu kamu menentukan yang sesuai.

Konsultasikan dengan Perusahaan

Jika Anda telah mendapatkan tawaran pekerjaan, jangan ragu untuk bertanya kepada perusahaan tentang fleksibilitas kerja yang mereka tawarkan. Diskusikan harapan Anda dan cari tahu apakah ada kesempatan untuk bernegosiasi tentang hal ini.

Dengan memahami model kerja yang ada dengan baik, semoga kamu bisa membuat keputusan yang tepat sesuai dengan keinginan dan kondisi kamu. Ingat, semua pasti memiliki manfaat dan tantangannya sendiri, jadi pastikan untuk memilih yang paling sesuai dengan hidup dan tujuan kariermu. Selamat bekerja!

Selain mengenal model kerja, mungkin kamu juga perlu tahu mengenai jenis-jenis status karyawan.

Cek email segera dan lakukan verifikasi email, kemudian Download & Login di GICTrade Mobile Apps

Milling is a type of machining that a key element is the rotation of the cuttingtool. With it is possible to obtain a flat surfaces meeting the required tolerances.Portable milling machines the most important thing is to reach the element thatrequires the intervention, regardless of the difficulty of place and space.Milling machine is mounted directly on the workpiece and the process that iscarried out is subject to the ongoing review. However, the results do not differfrom those obtained in the workshop. In addition, however, there areconsiderable savings in time and costs associated with the lack of need oftransport and dismantling of individual parts of the structure.

Sebenernya nulis ini gara2 kantor hening dan daritadi yang kedengaran cuma suara orang meeting di kantor sebelah dan suara helikopter yang dari tadi datang dan pergi di Helipad, tiba2 terinspirasi buat nulis gimana kerja di site itu. Saya dulu pekerja kantoran dan sejak 2014 jadi pekerja site.

Jam kerja di site dimulai jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Kalau ada yang kerja shift malam ya berarti kerja dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Beda dengan kerjaan saya sebelumnya yang dimulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore (walopun kayanya berasa dosa banget kalo beneran pulang jam 4. diliatin semua temen kantor kalo pulang jam segini. akhirnya pulang selalu jam 5 atau jam 6).

Saya kerja dengan jadwal 2-2 yang artinya kerja 2 minggu dan offduty 2 minggu. Jadwal kerja bisa beda2 tergantung jenis pekerjaan dan posisi. Ada yang 4-4 (kerja 4 minggu, off 4 minggu), ada yang 2-1 (kerja 2 minggu, off 1 minggu). Teman saya ada yang kerja di perusahaan lain sistemnya 8 bulan kerja, 2 bulan off. Saat kerja di site, kita ga kenal yang namanya weekend atau tanggal merah, jadi tetep kerja. Jadi saat off, saya gunain buat jalan2 dari pada 2 minggu di rumah cuma bengong.

Bisa dibilang ini yang paling saya suka kalau kerja di site. Kerja di site berarti kerja pakai coverall jadi ga repot mikir hari ini mau pakai baju apa. Baju kerja saya coverall warna orange (saya upload foto di bawah ini). Saya dulu marketing export, yang pastinya ketemu klien2 bule mesti bener2 rapi jali. Beda banget jadinya saat kerja di site.

Saya ga berani upload poto saya saat pakai baju coverall karena ada undang2 yang melarang kita foto menggunakan baju kerja. Hal ini untuk menjaga nama perusahaan jadi tidak dikaitkan dengan kepribadian si pengguna saat diupload ke sosial media. Kalau saya upload poto bajunya aja, ada nama saya diatas kantong kanan di dada, dan ada lambang perusahaan di atas kantong kiri di dada. Dari pada fotonya kebanyakan saya sensor, makanya saya upload foto yang saya temukan di internet.

Namanya kerja di site, temen kerja isinya cowok semua. Jadi kalo di site nemu sesama cewek, rasanya jadi antusias banget.

Kerja di site beda dengan kerja di kantoran dari prosedur kerjanya. Kita ada medical check up (MCU) setiap tahun yang hasilnya akan diverifikasi oleh dokter. Kalau memang kesehatan tidak memadai, ya kita ga bisa kerja di site, terpaksa kita akan dipindahkan kerja di kantor pusat alias kerja kantoran. Biasanya kalau uda jadwal2 mau MCU, mulai deh saya menghindari makan2an yang banyak mengandung garam, gula dan kolesterol. Kalau uda lolos, balik deh saya makan kepiting, kambing, dll. Hehehe.

Selain MCU, kerja di site berarti kita wajib mengikuti mandatory training seperti fire fighting (belajar padamin api), first aid (CPR, menghentikan pendarahan, dll), sea survival (dicemplungin ke laut dan belajar nyelamatin diri), helicopter escape (diikat dikursi dan dicemplungin ke air dalam posisi terbalik. diikat disni maksudnya terikat seat belt kursi), dll. Untuk sea survival dan helicopter escape, saya belum pernah ikut karena saya kedapatan kerja di sungai bukan di laut, dan pekerjaan saya ga pernah berhubungan dengan naik helicopter. Helicopter biasa cuma buat bos-bos, kita transportasi airnya pakai sea truck. 😀

Jadi, seperti itu gambaran kerja di site. Tiap perusahaan punya prosedur dan jadwal kerja yang beda2 jadi ga bisa digeneralisir dari apa yang saya share.

I recently had an SQL injection exploit on my site and since I'm not well versed in this subject I was hoping someone here might have some suggestions as to how it could've happend and, if possible, how to prevent it.

Win2008/IIS7.5 (patched up-to-date)

The exploit inserted new URLs (with marketing/spam titles) into the JoomSEF component. Clearing the cache seems to have got rid of them. Otherwise, there were no apparent damage to the existing URL-mappings or the site as a whole.

The injected URLs typically looked like this:

index.php?option=com_doc&sid=-1 union select 0,1,2,concat(0x217e,password,0x3a,username,0x3a,usertype,0x7e21),4,5,6,7,8,9,10,11 from #__users where gid=25 or gid=24--&task=view

I went through the "list", changed all passwords etc. I also ran Webcruiser a number of times to analyse the site. On a couple of occations it found one or two pages that had "cookie SQL injection vulnarability. Otherwise there were no other vulnerabilities.

So my questions are as follows:

1. What do you think happend here? Ie. is there a way to determine how the hack was able to access to the JoomSEF SQL tables?

2. Likewise: any way to determine which component was at fault here?

Could it be related to the Joomla core bug?:

3. Any suggestions on how to prevent a similar attack, say configuration issues. I am aware that there are newer versions of Joomla, MySQL, PHP and JoomSEF (although the changelog at Artio doesn't mention any security fixes in v4.5.2).

4. Probably a tough question to answer: That it seems to have been limited to JoomSEF, and that it only inserted new URLs (ie. didn't scramble the existing ones), can we speculate on the general security on the site? Ie. did the hacker simply hit a wall and gave up?

I would be very greatful for any insights or suggestions into this. Thank you.

Dunia kerja terus berkembang, memberikan lebih banyak pilihan bagi para pekerja, terutama bagi fresh graduate atau orang yang baru memasuki dunia kerja. Salah satu perubahan terbesar di dunia kerja adalah munculnya model kerja on-site, remote dan hybrid.

Dalam artikel ini, kita akan mencoba kenal lebih dekat dengan ketiga model kerja tersebut, termasuk definisi, kelebihan dan kekurangannya. Serta ada tips buat kamu yang masih bingung memilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kamu.

Pertimbangkan Gaya Hidup Anda

Pikirkan tentang preferensi Anda dalam hal fleksibilitas waktu dan tempat kerja. Jika Anda menyukai interaksi sosial dan struktur yang konsisten, model on-site mungkin lebih cocok untuk Anda. Namun, jika Anda menginginkan fleksibilitas tinggi dan memiliki tanggung jawab di luar pekerjaan, model remote atau hybrid bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

Perhatikan Tipe Pekerjaan

Beberapa pekerjaan lebih cocok untuk model kerja tertentu. Misalnya, pekerjaan yang membutuhkan banyak kolaborasi dan interaksi tim mungkin lebih sesuai untuk model on-site atau hybrid, sementara pekerjaan yang lebih mandiri dan fleksibel dapat dilakukan secara remote.

Komitmen pada Disiplin Kerja

Jika Anda memilih kerja remote atau hybrid, penting untuk memiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi. Buatlah jadwal kerja yang jelas, tetapkan ruang kerja yang terpisah, dan pertahankan rutinitas yang konsisten untuk memastikan produktivitas Anda tetap tinggi.